Muin, pemandu perjalananku siang itu mengisahkan cerita dari ayahnya, Muhamad Rodhi, seorang mantan pejuang tentara Hizbullah di zaman revolusi kemerdekaan.
Celakanya, tahun 1949, ada orang Slawi di Jakarta yang mengenali wajahku dan membuatku tertangkap lagi.
Tampak di situ tiga orang sedang istirahat di bawah semilir angin dan 70 Ayat-Ayat Yang D isem belih j! Mayat-mayat bertumpukan dan darah memenuhi ruangan.